Bentangnews, SURABAYA — Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono, S.E., M.M., memaparkan praktik baik Kota Tegal melalui pembangunan Rusunawa Rendah Karbon sebagai solusi mitigasi perubahan iklim.
Hal tersebut disampaikan Dedy Yon saat menjadi salah satu narasumber dalam Knowledge Management Forum (KMF) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) 2025 bertema “Menuju Kota Berkelanjutan Melalui Penerapan Transisi Energi di Bangunan Gedung” yang digelar di Hotel Vasa Surabaya, Selasa (28/10/2025).
“Rusunawa rendah karbon di Kota Tegal menjadi contoh nyata bahwa keterbatasan anggaran, teknologi, dan sumber daya manusia bukanlah penghalang untuk mewujudkan bangunan hijau. Hal itu bisa dicapai dengan kolaborasi antara pemerintah daerah dan pusat,” ujar Dedy Yon.
Forum tersebut turut dihadiri oleh Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, para Wali Kota dari Aceh, Tegal, dan Magelang, perwakilan Kementerian PUPR, perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dari berbagai kota, serta lembaga internasional.
Dedy Yon menjelaskan, Rusunawa Rendah Karbon yang dibangun sejak 2019 di Jalan Bawal Barat, Kelurahan Tegalsari, merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Kota Tegal dan Kementerian PUPR melalui program Science and Technology Research Partnership for Sustainable Development (SATREPS) yang didukung Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA).
“Bangunan ini menggunakan sistem pendinginan pasif yang mampu menurunkan suhu ruangan hingga lima derajat tanpa pendingin listrik, sehingga efisiensi energi dapat tercapai dan emisi karbon turun hingga tiga puluh persen,” jelas Dedy Yon.
Ia menambahkan, pembangunan tahap kedua Rusunawa Rendah Karbon tengah berlangsung dan ditargetkan selesai pada Februari 2026.
“Kami juga sedang menyiapkan uji coba pemanfaatan pembangkit listrik tenaga surya di atap gedung rusun tahap pertama. Ke depan, kami menargetkan pembangunan purwarupa tahap ketiga sebagai lanjutan komitmen menuju kota rendah karbon,” ujarnya.
Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Diana Kusumastuti, dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa sektor bangunan menjadi penyumbang sepertiga emisi energi global, termasuk di Indonesia. Ia menegaskan pentingnya implementasi green building sebagai upaya mencapai pembangunan berkelanjutan.
“Forum ini bukan sekadar ajang pertemuan kepala daerah, tetapi diharapkan menghasilkan langkah kolaboratif nyata antara pemerintah, swasta, akademisi, dan komunitas untuk pengurangan energi dan emisi,” ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Proyek Sustainable Energy Transition in Indonesia (SETI) Association of Southeast Asian Nation (ASEAN), Johannes Anhorn, menekankan bahwa efisiensi energi bukan lagi pilihan, melainkan keharusan.
“Isu efisiensi bangunan gedung sangat mendesak. Energi yang efisien akan membawa kita menuju kemandirian energi nasional dan budaya hemat energi di tingkat daerah,” ujarnya.
Selain Wali Kota Tegal, forum ini juga menghadirkan Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, yang memaparkan pengembangan Low Carbon Model Town melalui audit energi dan pembangunan PLTS di tiga gedung pemerintah yang berhasil menekan konsumsi energi hingga 67%.
Sedangkan Wali Kota Magelang, H. Damar Prasetyono, berbagi praktik baik penerapan pilot project Gedung Hemat Energi di Dinas PUPR yang mampu menurunkan emisi karbon sebesar 111,9 ton CO₂ melalui penggunaan PLTS atap dan penerangan jalan tenaga surya.(*)


Komentar