Inspirasi
Beranda » Berita » Kalinusu Sebagai Desa Pendamping Energi Biogas Berbasis Limbah Ternak

Kalinusu Sebagai Desa Pendamping Energi Biogas Berbasis Limbah Ternak

Bentangnews, Brebes – Desa Kalinusu Kecamatan Bumiayu Brebes Jateng, sebagai Desa pendamping program pengolahan biogas 2025, mendapatkan bantuan  5 unit reaktor biogas  atau instalasi pengolahan biogas,  dan 1mesin pencacah rumput.

Hal ini di sampaikan oleh Agus Sugiarto Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah  saat memberikan bantuan dan melakukan program pendampingan desa tahun 2025.

Sekaligus peresmian program ngopeni bio gas mandiri tentang  gunanya biogas dari kotoran sapi yang di gelar diaula Kantor Desa Kilinusu 30/09-2025,
Acara ini dihadiri Wakil Bupati Brebes dan instansi terkait dan kelompok tani ternak &masyarakat setempat.

Agus menambahkan bahwa program pembuatan digester biogas  akan menyasar pada Desa  Kalinusu nantinya terus akan dikembangkan  disasarkan di 4 Desa  lainya di Brebes selatan. Dari  bulan juli 2025  baru ada 5  unit digester, nantinya  akan  di kembangkan di semua dusun di Brebes selatan,tambahnya.

Wakil Bupati Brebes  Wurja, S.E disela-sela acara  tersebut mengatakan program pendampingan desa pengolahan kotoran sapi menjadi biogas adalah program pengabdian kepada masyarakat (PKM) yang bertujuan untuk memanfaatkan limbah ternak menjadi sumber energi alternatif, seperti biogas, dan produk sampingannya, pupuk organik.

Survei Charta Politika: Mayoritas Warga Brebes Yakin Paramitha Bisa Bawa Perubahan!

Program ini biasanya melibatkan beberapa tahap, termasuk sosialisasi, pelatihan pembuatan instalasi biodigester, dan pendampingan untuk pemanfaatan biogas serta pupuknya. 

Program ini bertujuan untuk menciptakan kemandirian energi dan ekonomi di tingkat desa, sekaligus mengatasi masalah lingkungan seperti pencemaran dari limbah ternak. 

Memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang manfaat biogas dan pengolahan limbah ternak.
Pemanfaatan produk  Melatih masyarakat untuk menggunakan biogas sebagai bahan bakar dan mengolah ampasnya menjadi pupuk organik. Mengganti penggunaan gas LPG dan energi lainnya dengan biogas, sehingga mengurangi biaya rumah tangga, pungkasnya.

Kepala Desa Kalinusu Kasid mengatakan ,Untuk sementara ini masyarakat Desa Kalinusu  baru memiliki 5 unit gester ukuran 15 kubik yang dipakai untuk sistem kandang komunal. Biogas yang dihasilkan cukup untuk memenuhi kebutuhan dapur lima sampai enam kepala keluarga.

Untuk mencapai target pembuatan digester di Desa Kalinusu  diharapkan ada 50 unit digester setidaknya dibutuhkan 100 ekor sapi. Dengan perkiraan satu unit digester biogas ukuran empat kubik, cukup mendapat kotoran dari dua ekor sapi.

Warga Desa Cinanas Perbaiki Jalan Rusak Sendiri, Bupati Disalahkan Padahal Bukan Wewenangnya!

Pelaksana desa pendamping untuk biogas kotoran sapi dan mesin pencacah rumput nantinya yang akan datang bisa dilakukan oleh petugas dari pemerintah desa, penyuluh pertanian, kelompok tani, atau pihak ketiga atau perusahaan pendamping. Pendampingan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan, pelatihan, dan dukungan agar program berjalan optimal, untuk  mengelola limbah kotoran sapi menjadi energi (biogas terbarukan) dan pupuk, sekaligus kebersihan lingkungan.

Akan dilakukan kelompok Tani atau Kelompok Pengeloladari Masyarakat yang sudah tergabung dalam kelompok yang aktif mengelola kegiatan pertanian atau peternakan.

“Kami berharap  Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah  bisa merealisasikan target sampai 2027 paling tidak ada 100 unit digester,tutur Kasid.

Sementara  salah satu warga penerima  manfaat bernama,  yani Miharto mengatakan ,kami telah menerima manfaat bantun dari pemerintah berupa  10 okor sapi sebelumnya kini mendapatkan mesin pencacah rumput dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah.

Target para peternak sapi  tidak berlebihan, mengingat kami sendiri warga Kalinusu  telah  memelihara  bantuan 10 sapi.

Bupati Brebes Tegaskan Jalan Rusak di Salem Sudah Dianggarkan Sejak Maret

Berkurangnya jumlah sapi akibat penyakit mulut dan kuku dipastikan tidak akan mengganggu program biogas di Kalinusu.  Masih aman untuk pengelolaan biogas,” ujar Miharto.

Melalui program biogas berbasis limbah ternak, upaya warga kini mulai beralih ke energi alternatif yang lebih murah dan ramah lingkungan. (/dun)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement